Jumat, 13 Januari 2017

Malu, Bikin Malu dan Malu-maluin


M a l u . . 
Malu itu kadang penting sekali, supaya kita tidak bikin malu dan malu-maluin.
Tapi, malu disitu seringkali bersifat subjektif. Tidak ada yang pasti dalam mendefinisikan rasa malu tersebut. Tingkatan malu setiap orang tentu berbeda-beda.Tapi justru terlalu sering malu juga salah satu ciri dari orang yang punya gengsi gede-gedean.
Disinilah usaha kita supaya menjadi orang yang tidak bikin malu dan malu-maluin. Kita harus pandai-pandai dalam menempatkan posisi kita, harus tahu situasi dan kondisi, harus tahu budaya setempat, dan harus tahu pandangan orang lain terhadap kita.
Contoh :: saat sedang ada acara formal, kita mengenakan pakaian yang senonoh.
Sungguh itu membuat orang lain berkata "iihh".
Contoh lagi, saat orang lain sedang bicara dan bertanya ke orang lain, ada orang yang langsung nyerobot saja bicara dan memotong pembicaraan orang lain. Masih untung kalau topiknya nyambung sama yang ditanyakan. Nah, kalau tidak nyambung?? itu sungguh malu-maluin.
mun ceuk urang sunda mah, bikin gondok. haha


Malu jangan kita hindari, malu justru menjadi benteng untuk diri kita supaya bisa menjaga diri dan membuat kita lebih disegani orang lain. Tapi jangan sampai rasa malu kita berlebihan. Rasa malu yang berlebihan juga termasuk kedalam malu-maluin. Jadi, yang sedang-sedang saja lah. Jangan buang rasa malu dan jangan pula malu berlebihan.

Intinya kita harus pandai pandai dalam membaca situasi dan kondisi.
Jangan sampai seperti apa yang saya alami hari ini. Saya melihat orang yang malu-maluin. Tapi itu subjektif, mungkin hanya saya yang merasakannya. Banyak-banyaklah evaluasi diri, dan pintar pintarlah memposisikan diri kita bila menjadi orang lain dalam menilai kita.

Ayo kita berantas sikap bikin malu dan malu-maluin.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda ke blog Ana. Silahkan berikan komentar dan masukannya :)